PILGUB SUMSEL 2018 TIGA KETUA DPD PARTAI DI SUMSEL JADI KORBAN 

Uncategorized129 Dilihat

[dropcap color=”#888″ type=”square”]A[/dropcap]

Journalpos.co.id-PALEMBANG,– Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun 2018 di Propinsi Sumatera Selatan ternyata diwarnai aksi pemecatan kader terbaik dan menjabat Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD). Ketika kebijakan politik yang diambil Dewan Pengurus Pusat (DPP) suatu partai namun kader di daerah mbalelo alias tidak manut maka akan keluarlah surat pemecatan terhadap dirinya.

Korban pemecatan pertama adalah H Mularis Djahri yang merupakan Ketua DPD Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Sumsel. Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO) merekomendasikan mendukung pasangan Herman Deru-Mawardi Yahya sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel pada pilkada 2018. Namun Mularis menolak. Dia bersikukuh mendukung pasangan Dodi Reza Alex -Giri Ramanda Kiemas sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel periode 2018-2023.

Terjadilah konflik interest. OSO lalu memecat Mularis sebagai Ketua DPD Partai Hanura Sumsel. Mularis melawan bersama tim Sarifuddin Sudding mereka juga berupaya melengserkan OSO.

Untung konflik internal tidak berlarut, Wiranto sebagai pembina partai turun tangan. Jabatan OSO aman. Jabatan Mularis digantikan Hendri Zainuddin sebagai Plt Ketua DPD Partai Hanura Sumsel yang juga merupakan anggota DPD RI.

Namun menurut Mularis, yang bisa memecat Ketua DPD Partai Hanura hanya Ketua Dewan Pembina, yakni Wiranto. “Yang bisa pecat ketua DPD hanya Pak Jenderal Haji Wiranto sebagai Ketua Dewan Pembina DPP Partai Hanura,” tegasnya.

Meski dalam SK tersebut, DPP Partai Hanura telah menugaskan Hendri Zainuddin sebagai Plt Ketua DPD Partai Hanura Sumsel, namun Mularis tetap akan mensukseskan dukungan Hanura Sumsel untuk salah satu pasangan calon. “DPD Hanura Sumsel siap mensukseskan DRA (Dodi Reza Alex)- GRK (Giri Ramanda Kiemas) di Pilgub Sumsel 2018 – 2023,” kata Mularis seperti dikutip dari Sriwijaya Pos.

Aksi pemecatan kader seniornya dan juga Ketua DPD juga terjadi di tubuh Partai Berlambang Beringin. Dua Ketua DPD Partai Golkar dipecat karena imbas pilkada serentak 2018. Keduanya adalah Mawardi dan Muzakir.

Ketua DPD Partai Golkar Ogan Ilir (OI), H Mawardi Yahya, sudah resmi dipecat dari partai beringin tersebut. Padahal Mawardi merupakan kader loyal serta senior di kepengurusan Partai Golkar Sumsel. Dia dicopot karena dianggap menentang garis partai.

DPP Partai Golkar merekomendasikan Dodi Reza yang merupakan putra sulung Gubernur Sumsel dan juga Ketua DPD Partai Golkar Sumsel, H Alex Noerdin untuk maju sebagai calon Gubernur Sumsel. Ternyata Mawardi malah memilih maju sebagai calon Wakil Gubernur berpasangan dengan Herman Deru.

Selain itu, nasib yang sama juga dialami Ketua DPD Partai Golkar Muara Enim. Muzakir Sai Sohar yang juga Bupati Muara Enim ini dianggap melawan arahan dan kebijakan partai yang lebih mendukung Syamsul Bahri sebagai Calon Bupati Muara Enim. Muzakir ingin dukungan Partai Beringin Muara Enim itu mendukung istrinya, Shinta Paramitha Sari dalam Pilkada Muara Enim. Walaupun belakangan Shinta akhirnya maju melalui jalur independen.

Soal pencopotan 2 Ketua DPD Partai Golkar itu dibenarkan Sekretaris DPD Partai Golkar Sumsel Herpanto. “Ketua DPD Partai Golkar Sumsel Alex Noerdin sudah menerbitkan surat pencopotan Muzakir Sai Sohar dari jabatan Ketua DPD Partai Golkar Muara Enim dan Ketua DPD Partai Golkar Ogan Ilir Mawardi Yahya dan khusus untuk Ketua DPD Partai Golkar Prabumulih Ridho Yahya, sejauh ini belum ada pemecatan ataupun pencopotan,”katanya kepada wartawan Jumat (26/1/2018).

Ditambahkannya, pemecatan yang dilakukan DPP sudah sesuai dengan aturan AD/ART Partai Golkar. Bahkan Herpanto yakin kedua ketua DPD itu (Mawardi dan Muzakir Sai Sohar) sudah paham tentang aturan Partai Golkar.

Herpanto menegaskan Partai Golkar tetap solid untuk menyukseskan dan mendukung cagub/cawagub yang sudah diusung DPP Partai Golkar. “Sebagai kader Partai Golkar seharusnya para ketua DPD dan seluruh kader di semua tingkatan wajib patuh untuk menjalankan keputusan DPP Partai Golkar mengusung pasangan yang secara resmi sudah ditetapkan,” imbaunya.(Jda/chan)